Categories: AutomobileTECH

Metal vs Kaca vs Plastik, Material Apa yang Terbaik Untuk Smartphone?

Di awal kemunculannya, hampir sebagian besar smartphone dikemas dengan balutan material plastik. Namun seiring berjalannya waktu, berbagai perubahan telah dilakukan oleh sejumlah pabrikan smartphone. Kini, smartphone yang memiliki bodi metal dan kaca dapat kita jumpai dengan mudah.

Ya! Bisa dibilang saat ini ada 3 material yang digunakan oleh sejumlah pabrikan untuk membuat smartphone. Selain plastik dan metal, tentu juga ada kaca. Setiap material yang digunakan tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan.

Sejalan dengan hal itu, DroidLime akan membandingkan tiga material tersebut serta menunjukkan kelebihan dan kekuarannya. Kira-kira, apakah plastik, metal, atau kaca yang memang cocok digunakan untuk sebuah smartphone? Berikut ulasannya!

Metal atau logam

Bahan metal atau logam mulai digunakan sebagai bodi smartphone sejak 10 tahun yang lalu. Nama HTC dan Huawei pun disebut-sebut jadi salah satu pabrikan pertama yang menghadirkan smartphone dengan bodi logam.

Kemunculan HTC One pada tahun 2013 semakin mendorong sejumlah pabrikan smartphone untuk mengemas produk buatannya menggunakan bodi metal atau logam. Kini, tak sedikit pabrikan smartphone yang mengadopsi meterial logam dan menempatkannya sebagai smartphone kelas menengah ke atas.

Kelebihan:
Lebih tampil premium – Metal merupakan bahan yang nyaman dan solid ketika bersentuhan dengan tangan. Selain nyaman, kesan percaya diri juga dapat dirasakan karena bahan metal atau logam terasa begitu kuat. Pada dasarnya, bahan metal memiliki sifat yang responsif alias jauh lebih mudah dimodifikasi.

Sirkulasi udara yang baik – Sebagaimana yang kita tahu, metal adalah bahan konduktor terbaik untuk menghantarkan panas. Dengan demikian, bahan metal pada sebuah smartphone akan mengalirkan panas dari dalam hingga keluar lalu menyebarkannya ke udara, sehingga suhu di dalam smartphone bisa tetap terjaga.

Kekurangan:
Mudah panas – Setiap kelebihan pasti mengandung kekurangan. Pun demikian pada sifat logam yang mudah menghantarkan panas. Ketika suhu prosesor melebihi batas normal, sifat dari bahan metal itu sendiri akan membuat bodi smartphone terasa panas ketika dipegang.

Walaupun suhu panasnya tidak akan membakar kulit tangan kita, namun faktanya hal ini mengurangi kenyamanan. Apalagi jika kita menggunakan smartphone tersebut dalam jangka waktu yang lama, misalnya saat bermain game menikmati timeline di sosial media.

Mudah tergores – Jika plastik sanggup menyembunyikan goresan, tidak demikian dengan metal. Tak jarang kita melakukan sebuah kesalahan seperti membenturkan atau bahkan menjatuhkan smartphone. Meskipun bahan metal terasa sangat solid, akan tetapi bahan metal mudah tergores dan meninggalkan lecet.

Dapat mengganggu sinyal – Informasi mengenai material metal yang dapat mengganggu sinyal bukanlah rumor belaka. Hal ini faktanya bahwa metal memang dapat menghambat sinyal Wi-Fi dan jaringan smartphone. Oleh karena itu, hal ini diakali dengan adanya garis antena khusus yang dipasang oleh sejumlah pabrikan.

Kaca

Sebagian besar smartphone kelas atas atau flagship tidak hanya menggunakan panel kaca untuk melindungi bagian depan smartphone, namun juga mengemas seluruh tubuh smartphone dengan bahan tambahan, yakni keramik. Hasilnya, smartphone yang dibuat lebih mengkilap dan kinclong.

Seperti yang kita tahu, untuk penggunaan material kaca, Sony pernah membuat Xperia Z3 pada tahun 2014 lalu. Selain itu, ada juga Samsung lewat Galxy S6 Edge yang diperkenalkan pada bulan April 2015. Dan kedua perangkat ini pun mampu mencuri perhatian dalam hal desain.

Kelebihan:
Tahan gores – Bodi smartphone yang dilapisi kaca memang membuat perangkat tersebut mampu menarik perhatian. Berbicara soal daya tahan, kini material kaca yang digunakan sebagian besar sudah berlabelkan Gorilla Glass. Dengan demikian, tak hanya cantik, tetapi juga lebih kuat terhadap gesekan dan goresan.

Bahkan, Gorilla Glass yang diproduksi oleh Corning yang menjadi proteksi utama dari material kaca terus mengalami peningkatan dalam hal daya tahan. Tak hanya kuat, material ini pun kini sudah mampu memberikan rasa nyaman saat digenggam.

Skalabilitas yang tinggi – Proses pembuatan bahan kaca terbilang cukup mudah, sehingga dapat diproduksi dalam skala yang besar. Dengan begitu, biaya pembuatan bodi smartphone menjadi lebih hemat bahkan jika dihitung-hitung akan sedikit lebih murah dari proses produksi bahan logam.

Cocok untuk pengisian daya nirkabel – Tidak seperti metal, kaca merupakan material yang terbilang buruk dalam hal menghantarkan listrik. Oleh sebab itulah, fitur pengisian daya nirkabel akan berjalan sangat optimal dan efektif pada smartphone yang bodinya memiliki lapisan kaca.

Kekurangan:
Rapuh – Meski tahan terhadap goresan, akan tetapi bahan kaca sangat sensitif terhadap benturan. Ketika smartphone jatuh, resiko pecah dan retak jauh lebih besar. Tentu untuk urusan ini, bahan metal dan plastik jauh lebih baik.

Meninggalkan jejak sidik jari – Hal negatif yang sering dialami pengguna smartphone berbahan kaca adalah bekas sidik jari yang tertempel. Jiplakan tangan atau bekas sidik jari tak jarang membuat smartphone mudah terlihat kotor seperti tidak pernah dirawat.

Kurang dinamis – Jika dibandingkan dengan bahan metal dan plastik, bahan kaca memiliki kesan yang kaku alias kurang dinamis. Mayoritas smartphone yang menggunakan bahan kaca terlihat datar. Untuk memberikan kesan melengkung harus melakukan beberapa sentuhan khusus.

Plastik

Plastik merupakan bahan yang paling umum digunakan untuk membalut sebuah bodi smartphone. Plastik jenis polikarbonat dianggap menjadi yang terbaik. Bahan plastik telah lama digunakan oleh semua lini smartphone, mulai dari smartphone kelas atas, menengah, dan tentunya entry-level.

Namun belakangan ini, material plastik justru identik dengan smartphone murah. Hal ini wajar karena dianggap lebih hemat biaya. Dan material ini pun kini lebih banyak dipakai oleh sejumlah pabrikan smartphone yang memang ingin benar-benar menekan ongkos produksinya.

Kelebihan:
Tidak mengganggu sinyal – Jika bahan metal dapat beresiko mengganggu aliran sinyal pada smartphone, tidak demikian dengan material plastik. Semua smartphone dengan bodi plastik polikarbonat dapat meneruskan sinyal secara stabil dan aman.

Daya tahan kuat – Siapa bilang plastik itu ringkih? Sifat plastik yang tipis, ringan dan fleksibel justru membuatnya tahan terhadap benturan, goresan dan tidak mudah lecet. Kita tahu plastik adalah bahan yang tahan lama bahkan proses hancurnya membutuhkan waktu berpuluh-puluh tahun.

Hemat biaya – Penggunaan plastik untuk sebuah smartphone nyatanya akan menghemat ongkos produksi. Bahan ini memang jauh lebih murah dibanding metal maupun kaca. Itu sebabnya, smartphone-smartphone kelas menengah ke bawah lebih condong untuk menggunakan bahan ini.

Kekurangan:
Tampilan kurang memukau – Bahan plastik yang datar dan tipis membuat smartphone terasa seperti murahan dan tidak premium. Bobot smartphone yang menggunakan bahan ini juga terkesan ringan dan tidak solid. Sebenarnya plastik juga bisa menampilkan warna yang enak dipandang mata, hanya saja proses pewarnaannya lebih panjang.

Tidak menghantarkan panas – Bahan plastik, khususnya polikarbonat merupakan konduktor panas yang buruk. Dengan kata lain, bahan plastik tidak dapat mengusir suhu panas secepat yang dilakukan bahan metal.

Kesimpulan

Sebagaimana yang telah kita ketahui, setiap bahan baik metal, kaca dan plastik menawarkan kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda. Jadi, sesuaikan bahan smartphone pilihan kita dengan kebutuhan kita masing-masing.

Jika kita ingin menikmati smartphone dengan bodi yang mengkilap dan terhindar dari goresan, bahan kaca adalah pilihan yang tepat. Jika kita ingin menghindari bekas sidik jari pada bodi smartphone dan merasakan kesan yang solid, metal adalah pilihan yang tepat.

Sementara, plastik jenis polikarbonat juga menawarkan daya tahan yang lumayan kuat karena tidak mudah tergores maupun lecet. Lantas, bahan atau material mana yang terbaik menurut kalian untuk sebuah smartphone? Berikan komentar kalian di bawah ini.

Rosli Ab Rahman